Bagi para penderita alergi karena serbuk sari, pada musim-musim tertentu
alerginya akan bertambah parah. Alergi ini biasa terjadi pada musim
semi dan musim gugur. Tapi karena pemanasan global, datangnya musim semi
yang lebih cepat membuat penderita alergi ini makin bertambah sering
mengalami alergi.
"Ketika musim serbuk sari semakin panjang,
orang-orang yang hipersensitif terhadap serbuk sari pun akan mengalami
alergi yang berkepanjangan," kata Estelle Levetin, Ph.D, ketua komite
aerobiology for the American Academy of Allergy, Asthma &
Immunology, seperti dilansir dari CNNHealth, Kamis (8/9/2011).
Musim
gugur tahun ini menyebabkan alergi pada setidaknya 12 juta orang
Amerika. Musim gugur kemungkinan besar akan bertahan hingga 27 hari
lebih lama. Alergi serbuk sari biasanya terjadi pada saat musim semi dan
musim gugur yang dapat menyebabkan gejala alergi yang sama, yaitu
bersin, mata gatal, dan hidung meler. Alergi musim semi berlangsung dari
bulan Februari sampai akhir Juli, yang biasa disebabkan oleh serbuk
sari dari pohon, rumput, dan gulma.
"Musim semi sekarang
datanglebih cepat oleh karena pemanasan global," kata Jeffrey G. Demain,
MD, direktur Allergy, Asthma & Immunology Center of Alaska.
Hal
ini menurutnya terjadi karena sekarang banyak yang menggunakan bahan
bakar lebih berbasis karbon yang menghasilkan efek rumah kaca (seperti
karbon dioksida) yang memerangkap panas dari matahari di atmosfer.
Hal
ini membuat kenaikan suhu, mendorong tanaman dan bunga melepaskan
serbuk sari sebelum musim semi dan musim gugur, sehingga musim serbuk
sari lebih panjang. Ketika memasuki musim dingin, alergi pun selesai
dengan sendirinya.
Jumlah karbon dioksida yang lebih tinggi tidak
hanya memicu mulainya produksi serbuk sari, namun juga meningkatkan
jumlah produksi serbuk sari. Hal ini terjadi terutama di daerah
perkotaan, dimana terdapat lebih banyak gas karbon dioksida. "Suhu dan
gas yang tinggi dapat meningkatkan tidak hanya pertumbuhan jamur tetapi
juga meningkatkan produksi spora," kata Demain.
Berdasarkan
survey National Institutes of Health, jumlah orang Amerika dengan alergi
adalah 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu.
Gen memainkan peran dalam kerentanan tubuh terhadap alergi, tetapi
reaksi alergi yang parah juga dikarenakan musim serbuk sari yang lebih
panjang.
Alergi adalah respon abnormal dari sistem kekebalan
tubuh. Orang-orang yang memiliki alergi memiliki sistem kekebalan tubuh
yang bereaksi terhadap suatu zat yang biasanya tidak berbahaya misalnya
alergi obat, debu, serbuk sari tanaman, bulu binatang dan lain-lain.
Beberapa faktor yang menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap alergi, antara lain:
1. Mempunyai kebiasaan yang terlalu higienis
Seseorang
yang mempunyai kebiasaan yang terlalu bersih, meskipun hanya terkena
sedikit kotoran dan bakteri, sistem kekebalan tubuh akan lebih cepat
untuk bereaksi dan bereaksi berlebihan terhadap alergen tertentu,
misalnya serbuk sari.
2. Lingkungan sekitar terlalu kotor
Studi menunjukkan bahwa polusi (seperti asap knalpot) dapat memicu reaksi alergi.
3. Makanan kalengan
Pola
makan dengan makanan modern, seperti makanan yang diawetkan, makanan
instan, atau makanan kalengan membuat tubuh kekurangan serat dari
tanaman dan biji-bijian. Kekurangan serat tersebut membuat perubahan
pada keseimbangan bakteri dalam usus dan merubah pengaturan sensitivitas
alergi, kata Gary Huffnagle, Ph D., profesor dari internal medicine,
University of Michigan. Dengan mengonsumsi banyak makanan modern akan
meningkatkan sensitivitas alergi, sehingga membuat tubuh lebih rentan
terhadap alergi. Dapat disimpulkan bahwa orang modern akan lebih banyak
yang rentan terhadap alergi dibandingkan dengan nenek moyangnya.
4. Penggunaan antibiotik
Penggunaan
antibiotik yang terlalu sering dapat juga mengganggu bakteri pada
saluran pencernaan. Bakteri pada saluran pencernaan telah meningkat,
sehingga dapat memicu respon alergi.
Meskipun sekarang banyak
yang mengalami alergi, namun ada banyak pilihan pengobatan yang semakin
baik dan telah tersedia bahkan sebagai obat bebas atau tanpa resep
dokter. "Obat-obatan saat ini jauh lebih baik daripada obat jaman dulu,"
kata Levetin.
Sebuah campuran kuat antara antihistamin,
semprotan steroid, dan obat tetes mata membantu mengatasi gejala alergi
bagi penderita alergi. Namun, obat-obatan tersebut hanya membantu
meringankan atau mengatasi gejala alergi. Bagaimanapun juga, cara yang
paling efektif untuk menghindari reaksi alergi adalah dengan menghindari
substansi-substansi yang dapat menimbulkan reaksi alergi bagi tubuh
kita.
0 comments:
Post a Comment