Satu dari 25 pemimpin perusahaan diyakini memiliki gangguan mental
psikopat dalam sebuah penelitian terbaru. Gangguan psikopat ini tidak
terlihat sebab pemimpin bisnis tersebut mampu melakukan penyamaran
karena memiliki daya tarik tinggi, status tinggi dan melakukan
manipulasi perilaku di tempat kerja.
Dengan kondisi lingkungan
yang mendukung seperti memiliki keluarga dan anak dan diperhitungkan di
lingkungan sosial para pemimpin bisnis yang psikopat ini bisa hidup
nyaman tanpa dicurigai.
Survei tersebut dilakukan oleh psikolog
asal New York Dr Paul Babiak yang membuat pertanyaan di 111 tempat untuk
mengetahui berapa banyak bos di perusahaan yang mengalami psikopat.
Survei ini dilakukan bersama dengan Prof Bob Hare dari University of
British Columbia Kanada. Dr Babiak dan Prof Hare mengemukakan
penemuannya ini dalam program BBC "Horizon: Are You Good Or Evil?" pada Rabu, 7 September 2011.
Hasil
survei menemukan hampir 4 persen pemimpin bisnis memiliki gejala-gejala
psikopat dibanding dengan 1 persen dari populasi umum. Pemimpin bisnis
ini adalah mereka yang mempunyai posisi di puncak perusahaan seperti
presiden direktur, wakil presiden direktur dan level direktur.
"Penemuan
ini cukup mengejutkan karena mereka ini adalah orang yang berada di
puncak organisasi," kata Dr Babiak seperti dilansir dari dailymail, Kamis (8/9/2011).
Hasil
penelitian menujukkan bahwa psikopat sebenarnya punya kinerja
manajerial yang buruk tetapi mereka mampu menaikkan karirnya hingga di
puncak pimpinan karena mampu menutupi kelemahannya dari atasan maupun
bawahan secara baik dan menawan.
Kondisi ini kata Dr Babiak,
membuat orang sulit membedakan mana pemimpin yang benar-benar berbakat
dan mana yang psikopat. "Semakin tinggi jabatan seorang psikopat maka
semakin tampak baik mereka terlihat dengan kharisma dan gaya bicaranya
yang baik," timpal Prof Hare.
Tapi jika melihat hasil kinerja
mereka yang sesungguhnya dengan tingkat produktifitas yang dihasilkan
menurut Prof Hare itu sangat menyedihkan. Psikopat ini terlihat
berprestasi karena mampu menggunakan pesonanya, melakukan manipulasi,
intimidasi atau apa pun yang diperlukannya.
"Mereka terlihat
seolah mampu menebak apa yang Anda pikirkan, dapat melihat bahasa tubuh
Anda, dapat mendengarkan apa yang Anda katakan, tetapi sebenarnya mereka
tidak benar-benar melakukan atau merasakan apa yang Anda rasakan," kata
Prof Hare.
Faktor penting yang bisa mendeteksi psikopat adalah
kurangnya empati yang mendalam yang merupakan perasaan yang umum
dirasakan banyak orang. Psikopat 'berkulit' intelektual bukan emosional.
"Ini
adalah orang-orang tanpa hati nurani. Mereka suka mencari sensasi,
mudah bosan, dan selalu ingin suasana yang berubah karena itulah tempat
yang sempurna buat seorang psikopat," kata Dr Babiak.
Beberapa
psikopat secara lahiriah bersifat agresif dan destruktif, namun
faktor-faktor seperti pola asuh dan pendidikan dapat membantu mereka
untuk meniru rekannya dan menyesuaikan diri di tempat kerja.
Kapasitas
'psikopat yang sukses' ditampilkan pada kualitas pemimpin perusahaan
yang dikagumi dan membantu mereka menaiki tangga karir dengan cepat
meskipun kemampuan manajerialnya kurang memadai.
"Hal ini membuat
kita hampir mustahil untuk membedakan mana seorang psikopat dan seorang
bos yang benar-benar baik," kata Paul Babiak, psikolog terkemuka dari
New York.
"Psikopat benar-benar bukan jenis orang yang seperti
Anda bayangkan. Anda bisa hidup atau menikah dengan salah satu di antara
mereka selama 20 tahun atau lebih dan tidak tahu bahwa ternyata dia
adalah seorang psikopat," ujarnya.
"Masalahnya adalah, hal yang
sangat kita cari dalam diri para pemimpin dimiliki oleh para psikopat,
yaitu mereka dapat meniru dengan mudah. Kecenderungan alami mereka dapat
menarik Anda dengan pesonanya dan menempatkannya dalam bahasa bisnis
yang tepat. Terdengar seperti pemimpin yang karismatik," jelas Babiak.
Hasil
scan otak terhadap psikopat seperti psikopat dalam kasus pembunuhan
menunjukkan adanya ketidaknormalan di beberapa bagian otaknya seperti
korteks orbital yang berada tepat di atas mata dan berada di depan lobus
temporal,-- yang merupakan rumah dari amygdale yang bertanggung jawab
terhadap aktifitas respons emosi seseorang. Pada psikopat, daerah otak
ini rusak sehingga tidak mampu memberikan respons emosional.
Sebuah
gen yang dikenal dengan nama 'warrior gene' juga dikaitkan dengan
tingkat kekerasan dan sifat agresif dalam merespons sebuah provokasi
yang sangat umum terjadi pada seorang psikopat.
0 comments:
Post a Comment