Melihat maraknya intimidasi dengan senjata api oleh 'orang kuat' di
negeri ini, tidak ada salahnya belajar dari kisah Sutan Sjahrir. Dalam
setiap tindak-tanduknya, Perdana Menteri RI 1945-1947 ini selalu
menegaskan sikapnya yang antikekerasan.
Suatu hari di pengujung
Desember 1946, Sjahrir pernah dicegat dan ditodong pistol oleh serdadu
NICA. Saat pelatuk ditarik, pistol serdadu itu ternyata macet. Karena
geram, serdadu itu kemudian memukul Sjahrir dengan gagang pistol.
Berita
kekerasan terhadap sang perdana menteri itu kemudian tersebar lewat
Radio Republik Indonesia (RRI). Namun bukannya senang berita itu
tersiar, Sjahrir dengan mata yang sudah bengkak, justru memberi
peringatan keras agar RRI menghentikan siaran itu.
Sjahrir
berpikir siaran itu bisa berdampak fatal dengan dibunuhnya orang-orang
Belanda di kamp-kamp tawanan oleh para pejuang republik karena tahu
pemimpinnya dipukuli. Sjahrir juga tidak mengancam balik sang serdadu.
Ini bukan saja karena Sjahrir tidak memiliki senjata api, namun sikap
konsistennya yang antikekerasan.
Sikap antikekerasan Sjahrir ini tak lain bersumber dari ajaran sosial-demokrasi yang ia anut. Dalam 'Sosialisme, Indonesia, Pembangunan: Kumpulan Karangan'
(1982), Si Bung Kecil berpandangan sosialisme kerakyatan bertujuan
untuk "membebaskan dan memperjuangkan kemerdekaan dan kedewasaan
manusia, yaitu bebas dari penindasan serta penghinaan oleh manusia
terhadap manusia."
Tujuan itu boleh jadi diklaim oleh semua
kelompok politik kiri sebagai pandangan mereka. Namun, Sjahrir
memahaminya dengan cara pandang lain. Buktinya, dia menolak cara-cara
kekerasan yang dibenarkan oleh orang-orang komunis dalam menjalankan
revolusi. Sjahrir juga anti terhadap cara-cara diktator proletariat yang
dikonsepsikan Lenin dan diterapkan Stalin.
Dengan demikian,
perjuangan revolusi Sjahrir tidak melulu berfokus pada penggulingan
kekuasaan, tetapi perjuangan terhadap kesejahteraan dan martabat manusia
Indonesia. Ya, martabat manusia yang tidak bisa direndahkan dengan
todongan sebuah senjata.
TEMUKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA DISINI:
0 comments:
Post a Comment