Tuesday, October 5, 2010

Mark Zuckerberg dislike Film "The Social Network"

CEO Facebook Mark Zuckerberg mungkin akhirnya memiliki alasan untuk mengimbuhkan fitur "dislike" (tidak menyenangkan) dalam jejearing sosial buatannya.

"The Social Network," film tentang asal muasal Facebook, melukiskan gambaran tidak mengenakkan dari jutawan pendiri jejaring sosial terpopuler, dengan memotretnya sebagai ahli siasat yang asosial dan pemburu status.

Dalam satu wawacancara dengan New Yorker bulan lalu, Zuckerberg mengatakan dia tidak berencana menonton film yang skenarionya ditulis oleh penulis skenario "The West Wing" Aaron Sorkin dan disutradarai oleh David Fincher yang mencipta film termasyur "Fight Club".

Namun New York Times dan media lainnya melaporkan bahwa orang-orang Facebook, termasuk Zuckerberg, telah menghadiri film itu di sebuah teater dekat markas besar Facebook di Palo Alto, California, pada penayangan perdanan film itu Jumat lalu.

"Kami pikir film sejenis ini akan menjadi bahan lawakan," juru bicara Facebook, Larry Yu, kepada the Times.

Sulit menggambarkan bahwa Zuckerberg itu bahan lawakan.

Pendiri Facebook dihormati karena berjuang sendiri membangun situs jejaring sosial itu, namun dia juga dia disebut orang yang tidak dipercaya dan tidak setia kepada kawan sekampusnya di Harvard dan juga sesama pendiri Facebook, Eduardo Saverin.

Dalam wawancara dengan pengasuh acara bincang-bicang Oprah Winfrey menyusul rilis film itu, Zuckerberg yang berusia 26 tahun itu berkelit dengan mengatakan bahwa film itu karya khayalan dan menyebut kehidupannya tidak sedramatis itu.

"Enam tahun terkakhir lebih banyak mengkoding, fokus dan bekerja keras, namun itu akan menyenangkan untuk diingat sebagaimana halnya berpesta dan semua drama gila itu," katanya.

"The Social Network," yang dibintangi Jesse Eisenberg as Zuckerberg dan bintang pop Justin Timberlake sebagai pendiri Napster, Sean Parker, yang adalah mentornya Zuckerberg, menempati puncak tangga film terlari di pekan perdananya di Amerika Utara, dengan menghasilkan 23 juta dolar AS.

Film ini diangkat dari buku "The Accidental Billionaires" karangan Ben Mezrich dan film ini adalah gambaran suram mengenai pendirian Facebook.

"The Social Network" dibuka dengan penolakan cinta teman-teman wanita Zuckerberg yang saat itu berusia 19 tahun dan mengasingkan diri di ruang komputernya, mengorek-orek program sampai kemudian menciptakan Facebook.

Dua saudara kembar, Tyler dan Cameron Winklevoss, adalah dua remaja kelas atas dan mereka mendaftarkan Zuckerberg menuliskan kode software untuk laman jodoh bernama Harvard Connection.

Winklevoss bersaudara, dua pria tampan kaya raya dari keluarga darah biru, menuduh Zuckerberg mencuri ide mereka dan malah meluncurkan Facebook pada Februari 2004 ketimbang menyelesaikan kontrak dengan mereka.

Cerita film kemudian meloncat ke kasus persidangan tahun 2008 antara Winklevos bersaudara melawan Saverin, mantan kawan Zuckerberg dan pendiri Facebook.

Di bagian ini narasi berasal dari transkrip-transkrip persidangan itu.

Si kembar kini mengajukan penyelesaian hukum untuk kasus yang dilaporkan menyebut angka denda 20 juta dolar AS dan tuntutan mendapat hak opsi beli pada saham Facebook yang nilanya 45 juta dolar AS.

Saverin dilaporkan menerima penyelesaian kasus dengan memberi saham Facebook senilai satu miliar dolar AS (dalam nilai sekarang).

David Kirkpatrick, pengarang "The Facebook Effect," mengatakan film itu menawan namun campur aduk karena merupakan gabungan antara fiksi dan fakta.

Bloger teknologi Kara Swisher, yang mewawancarai Zuckerberg beberapa kali, mengatakan karakter 'kejam dan berhati-hati' dalam film itu tidak seperti aslinya.

"Tentu saja Zuckerberg pemalu, telah memperlakukan beberapa temanya dengan jorok dan bahkan di luar batas kewajaran," katanya. "Tapi itu tidak beda dengan kebanyakan orang yang saya liput."

Kirkpatrick, dalam chat Web dalam The Daily Beast, mengatakan dia percaya film itu sangat tidak adil terhadap Zuckerberg tetapi gambarannya akan melampaui film itu."

"Lagi pula, Facebook, yang sepenuhnya dikendalikannya, adalah pernyataan terakhirnya mengenai siapa dia," katanya. "Sepanjang orang senang menggunakannya, pada dasarnya mereka akan positif terhadap dia."

0 comments:

Post a Comment